Connect with us

News

Unik, Balapan Sapi Tradisional Indonesia Ternyata Bukan Cuma di Madura

Unik, Balapan Sapi Tradisional Indonesia Ternyata Bukan Cuma di Madura

[ad_1]

Rabu, 27 Juni 2018 – 01:17:51 WIB – 69

foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/Koz/pd/13

TRAVELLING –Kekayaan alam negeri kita memang tidak ada duanya. Dikenal sebagai negara pertanian sejak didirikan, Indonesia memiliki ciri khas cara bertani dengan sapi untuk membajak jutaan hektar tanah sawahnya sebelum teknologi lebih modern ditemukan. Selain sapi, kerbau juga menjadi andalan untuk dimanfaatkan tenaganya sekaligus berperan serta dalam berbagai perayaan penyambutan musim tanam seperti karapan sapi yang bisa kamu tonton langsung dengan naik bus ALS ke Surabaya lalu menyeberang ke Madura. Keunikannya sudah mendunia lho! Tapi jangan salah, Indonesia punya sederet balapan sapi tradisional dari berbagai daerah lainnya.

Mengenal Kembali Karapan Sapi Madura

Bagi masyarakat Madura, balapan sapi yang disebut dengan karapan sapi tidak hanya acara tahunan saja. Karapain sapi bagi masyarakat setempat adalah simbol strata sosial karena sapi yang berlaga di pertandingan adalah sapi berkualitas sangat baik yang dirawat dengan istimewa. Karapan sapi biasanya diadakan sekali dalam setahun setelah melalui beberapa tahapan kualifikasi untuk merayakan Presiden Cup dan Bupati Cup. Dalam setiap gelaran, suasana pertandingan dimeriahkan oleh ritual arak-arakan sapi diiringi alat musik seronen yang membuat acara semakin meriah.

Berkejar-Kejaran Sapi Makepung di Jembrana

Tidak jauh dari Madura, di Pulau Bali juga ada tradisi lomba pacu binatang yang dinamakan Makepung. Bedanya dalam Makepung adalah kerbau yang dipacu berlomba beradu cepat yang membawa gerobak dan dikendalikan oleh seorang joki. Konon awalnya tradisi ini dimulai dari keisengan warga lalu makin diminati banyak kalangan. Saat ini Makepung menjadi salah satu atraksi khas Jembrana dan masuk dalam agenda tahunan wisata di Bali.

Kamu bisa mencapai Jembrana dengan bus ALS ke terminal terdekat ke lokasi acara untuk merasakan sendiri kemeriahan acaranya. Apalagi pada sebuah pertandingan besar jumlah pesertanya bisa mencapai ratusan pasang ekor kerbau lho! Suasananya pun tidak kalah meriah dengan iringan musik khas jegog yang bertalu-talu sepanjang kerbau-kerbau berpacu menuju garis finishnya.

Pacu Jawi Rayakan Selesai Masa Panen di Sumatera Barat

Berpindah ke barat gugusan kepulauan Indonesia, kalau kamu sedang melakukan perjalanan dengan bus ALS ke Sumatera Barat jangan lupa tepatkan waktunya dengan pertandingan Pacu Jawi di Tanah Datar. Balapan sapi yang menggunakan area sawah yang sudah basah ini memang berbeda dengan karapan sapi di Madura yang menggunakan tanah berkontur datar sebagai area pacu.

Pacu Jawi memakai dua ekor sapi untuk bertanding. Uniknya, pemenang balapan tidak ditentukan dari siapa yang tercepat tetapi pasangan sapi mana yang bisa berlari lurus di trek tanah sawah yang basah. Pasangan yang berhasil melaju lurus akan mendapat nilai lebih tinggi. Balapan sapi ini juga merupakan salah satu penanda kelihaian joki memijakkan kaki di alat bajak sawah selama berlari di lintasan tanah sawah.

Siapapun bisa kok melihat keunikan Pacu Jawi di Sumatera Barat ini. Kamu cukup membeli tiket bus ALS ke Medan lalu menuju lokasi balapan dengan kendaraan umum lokal di daerah setempat. Gampang kan? (***)

Editor/Sumber: Rahmat Ilahi

Tag: pariwisata

Mantan Rocker, Ustadz Hari Moekti Meninggal Dunia

Mantan Rocker, Ustadz Hari Moekti Meninggal Dunia

NASIONAL – Hari Moekti meninggal dunia. Dai yang pernah menjadi rocker ini meninggal dunia di Rumah Sakit Dustira, Kota…

Eka Putra, SE Salurkan 900 Zakat untuk Mustahiq Tanah Datar

Eka Putra, SE Salurkan 900 Zakat untuk Mustahiq Tanah Datar

TANAH DATAR – Menginfakkan harta di jalan Allah merupakan kewajiban setiap muslim. Di bulan Ramadhan 1439 H, Rabu…

Terungkap Ini Alasan Yudi Latif Mundur dari Kepala BPIP

Terungkap Ini Alasan Yudi Latif Mundur dari Kepala BPIP

POLITIK – Yudi Latief resmi mengajukan surat pengunduran diri sebagai Kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP)….

Hotel Halal Alternatif Tempat Bermalam Pemudik

Hotel Halal Alternatif Tempat Bermalam Pemudik

Oleh: Abdullah Amrin, SE.,M.M.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun 2018 , pada umumnya okupansi …

293 Napi Lapas Kls IIB Karan Aur Pariaman Terima Remisi di Hari Lebaran

293 Napi Lapas Kls IIB Karan Aur Pariaman Terima Remisi di Hari Lebaran

PARIAMAN – Sebanyak 293 Napi dari 505 narapidana atau warga binaan pemasyarakatan Lapas Kls IIB Karan Aur Pariaman,…



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer