News
Video Petani Sulawesi Dikeluarkan dari Perut Ular Piton Jadi Perhatian Media Asing

Minggu, 17 Juni 2018 – 19:49:17 WIB – 874
Warga membelah ular piton yang memangsa petani di Muna, Sulawesi Tenggara.
VIDEO – Insiden ditelannya seorang wanita asal Muna, Sulawesi Tenggara, Wa Tiba, 54 tahun, oleh seekor ular piton pada Jumat, 15 Juni 2018 lalu, juga menjadi perhatian media asing. Dilansir dari dailymail.co.uk, Minggu, (17/6/2018), sebuah rekaman mengerikan menunjukkan tubuh korban dikeluarkan dari perut ular yang menelan tubuhnya secara utuh tersebut.
Penduduk setempat histeris saat melihat tubuh Wa Tiba ditarik keluar setelah warga membelah ular besar itu dengan menggunakan pisau. Korban masih berpakaian lengkap ketika dikeluarkan dari perut ular.
Masyarakat setempat mulai mencari Wa Tiba pada Jumat, pukul 6 pagi dan kemudian menemukan sendal, parang, dan obornya sekitar 30 meter dari semak-semak yang tampak acak-acakan. Kemudian, warga menemukan ular dengan ukuran yang sangat besar dengan kondisi perutnya yang menggelembung.
Salah satu warga, Ayu Kartika, mengatakan bahwa semua orang menangis dan terkejut atas peristiwa tersebut.
“Ini seperti film horor. Orang-orang ketakutan. Kami takut pergi keluar. Kami hanya bisa berdoa,” kata dia.
Warga desa Mabolu, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, lantas memanggil polisi dan sekitar pukul 9, mereka membunuh ular piton lalu membelah perutnya untuk mengeluarkan tubuh Wa Tiba. Posisi kepala almarhum yang menghadap ke ekor ular dan kakinya ke mulut ular menunjukkan kepala yang bersangkutan ditelan terlebih dahulu.
Anggota Polres Muna, Inspektur Polisi Agung Ramos, menuturkan Wa Tiba pergi keluar untuk memeriksa kebunnya malam sebelumnya, Kamis, 14 Juni 2018. Namun, dia kemudian tidak pernah kembali lagi.
“Masyarakat mencari Wa Tiba setelah dia tidak pulang ke rumah,” kata Agung.
Beberapa barang milik korban seperti sandal, parang, dan senter, ditemukan tetapi korban tidak ada di sana. Keluarga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan pencarian menemukan hasil pada Jumat, 15 Juni 2018, sekitar pukul 9 pagi.
“Penduduk menemukan ular piton yang terlihat seperti tidak bisa bergerak. Warga kemudian menduga ular itu menelan Wa Tiba. Orang-orang membawa ular ke desa dan mulai membelahnya. Kecurigaan itu benar dan ada tubuh korban di perut ular. Sayangnya korban sudah meninggal,” tutur dia. (vv)
Editor/Sumber: Ikhlas Bakri/viva.co.id
Tag: indonesia,internasional,nasional,peristiwa,video
Berbagi itu Indah, Kl Lazismu Masjid Taqwa Bagikan 550 Paket Lebaran
PADANG – Kl Lazismu Masjid Taqwa Muhammadiyah Sumbar berbagi, dengan menyerahkan paket sembako dan bekal hari raya,…
Ribuan Masyarakat Sungayang Tanah Datar Tumpah Ruah di Malam Takbiran Bersama Para Perantau
TANAH DATAR – Ribuan masyarakat di Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) melaksanakan kegiatan…
Aisyiyah Bersama Kalapaz Tinjau Kamar Napi Perempuan Kelas II B Anak Aia
PADANG – Ketua PW Aisyiyah Sumbar bersama Kalapaz II B mengunjungi Ruang Tahanan wanita Kelas II B Anak Aia, Koto…
Pererat Kemitraan dengan Wartawan, DPRD Bukittinggi Gelar Berbuka Bersama
BUKITTINGGI – Wartawan Kota Bukittinggi dari berbagai media cetak, cyber dan elektronik yang meliput kegiatan-kegiatan…
Asuransi Memberikan Ketenangan Pemudik Menikmati Perjalanan ke Kampung Halaman
Oleh : DR. (C) Abdullah Amrin, SE.,M.M.
Mudik sudah merupakan tradisi yang tidak hanya terjadi di Indonesia namun…
Sumber
Berita
Pertimbangkan Aspirasi Rakyat! – Fadli Zon

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon mendesak Presiden Joko Widodo untuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat.
Fadli Zon meminta agar Jokowi membentuk Tim Gabungan Pencarian Fakta (TGPF) terkait kasus penembakan enam laskar FPI.
Hal itu dia sampaikan melalui akun Twitter @Fadlizon, Sabtu (19/12/2020) dini hari. Dia menanggapi sebuah artikel tentang massa yang mendesak Jokowi untuk segera membentuk tim independen pencari fakta kasus FPI.
Menurut dia, Jokowi perlu mempertimbangkan aspirasi masyarakat untuk kasus penembakan enam laskar FPI.
Pak Jokowi, mohon dipertimbangkan aspirasi masyarakat untuk dibentuknya TGPF kasus penembakan 6 anggota FPI,” cuitnya, dikutip Suara.com.
Fadli Zon menyebut pembentukan TGPF menjadi jalan tengah agar masyarakat dapat percaya bahwa keadilan masih ada.
“TGPF independen adalah jalan tengah agar masyarakat masih percaya bahwa jalan keadilan itu masih ada,” tukasnya.
Perlu diketahui, massa melakukan aksi 1812 pada (18/12/2020). Aksi tersebut dilakukan untuk menuntut penuntasan kasus penembakan enam laskar FPI.
Selain itu, dalam aksi tersebut massa meminta pembebasan Habib Rizieq Shihab yang tengah ditahan Polda Metro Jaya.
Saya menyarankan kepada Bapak Presiden agar segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang terdiri dari berbagai kalangan elemen bangsa,” ujar Fadli Zon dalam kanal Youtube Fadli Zon Official.
Dia mengatakan anggota TGPF berasal dari komnas HAM, aktivis HAM, perwakilan ulama seperti Majelis Ulama Indonesia atau ormas-ormas islam lain.
Sebab, menurut Fadli, kasus ini perlu diusut tuntas agar masyarakat tidak kehilangan rasa percaya terhadap hukum di Indonesia.
“Publik di-trushed ketidakpercayaan pada hukum. Karena hukum seperti yang sudah klise dan berulang-ulang kita katakan selalu tajam kepada yang dianggap sebagai lawan-lawan politik dan tidak pernah hukum itu berjalan atau tumpul kepada mereka yang dianggap sebagai pro pemerintah,” tuturnya.
Sumber
Berita
Bagaimana Caranya Mencari ‘Keadilan’? – Fadli Zon

Anggota DPR RI, Fadli Zon menyindir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD terkait 6 Laskar FPI ditembak mati polisi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mempertanyakan cara mencari keadilan atas kematian 6 Laskar FPI di tangan polisi.
Awalnya Mahfud MD melalui akun Twitter miliknya menyebut bahwa memahami keadilan itu sulit untuk dilakukan.
Mahfud MD pun mengambil contoh pada sebuah kasus yang terjadi pada Fahri Hamzah melawan PKS.
Saat Mahkamah Agung (MA) menyatakan Fahri Hamzah menang Rp 30 miliar dari PKS, Fahri menyebut ada keadilan di Indonesia.
Namun, ketika kemenangan Rp30 miliar dibatalkan oleh Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung, pastinya malah gantian politisi PKS Hidayat Nur Wahid menyebut putusan MA adil.
Cuitan tersebut lah yang pada akhirnya menuai banyak komentar dari publik, termasuk salah satunya memdapatkan komentar dari Fadli Zon yang mengaitkan keadilan tersebut dengan kasus kematian 6 Laskar FPI yang baru-baru ini terjadi.
Fadli Zon mempertanyakan cara mencari keadilan dalam kasus kematian enam anak buah Rizieq Shihab itu.
“Bagaimana caranya mencari ‘keadilan’ bagi enam anggota FPI yang dibunuh polisi?” kata Fadli Zon dalam akun Twitter-nya.
Tak hanya itu saja, bahkan Fadli Zon juga menyindir dengan adanya peluang merealisasikan sila kedua Pancasila yang berbunyi ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’.
“Ada peluang merealisasikan ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’?” ujar Fadli Zon.
Diketahui, sebanyak 6 Laskar FPI tewas dalam aksi penembakan di Jalan Tol Jakarta – Cikampek, pada Senin 7 Desember 2020.
Dan kemudian keenam anggota FPI yang tewas ditembak mati itu, jenazahnya telah dimakamkan pada Rabu 9 Desember pagi.
Yang mana pada saat itu lima jenazah dimakamkan di Megamendung, kabupaten Bogor, yakni Andi Oktiawan (33), Faiz Ahmad Syukur (22), Ahmad Sofiyan alias Ambon (26), Muhammad Suci Khadavi (21), dan Reza (20).
Dan sementara satu jenazah lainnya yakni Luthfil Hakim (25) dimakamkan di Cengkareng, Jakarta Barat.
Menurut kepolisian, insiden tersebut berawal saat anggota polisi tengah menyelidiki informasi adanya rencana pengarahan massa jelang pemeriksaan Rizieq terkait kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan.
Sehingga Pihak Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mengikuti kelompok yang diduga simpatisan Rizieq.
Selanjutnya, ada dua kendaraan yang ditumpangi kelompok simpatisan Rizieq memepet kendaraan milik anggota kepolisian.
Diduga mereka sempat menembak ke arah kendaraan milik anggota polisi. Hingga akhirnya, kejadian itu membuat anggota polisi di lapangan mengambil tindakan tegas terukur.
Namun, kronologi dari kepolisian tersebut berbeda dengan kronologi versi FPI. FPI justru menuding polisi yang lebih dulu memepet mereka
Sumber
Berita
Tak Ada Terorisme Dalam Islam – Fadli Zon

Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon melontarkan kontra narasi atas wacana Terorisme yang cenderung dihubungkan dengan Islam.
Ia ungkap pendapatnya melalui laman twitter @fadlizon pada Jum’at tanggal 18 – Desember 2020.
Fadli menanggapi pernyataan polisi dalam sebuah pemberitaan yang mengungkap Jaringan Terorisme Jama’ah Islamiah.
Keterangan didalamnya memuat tentang pergerakan Jaringan Terorisme Jama’ah Islamiah (JI) yang telah menyebar di 20.067 kotak amal ke beberapa wilayah di Indonesia.
Ia tidak segan-segan menegaskan bahwa tidak ada di dalam ajaran Agama Islam itu mengenalkan tentang terorisme.
“Tak ada terorisme dalam Islam,” tegasnya.
Sebelumnya Fadli menyentil pewacanaan tentang terorisme menggunakan diksi yang unik yaitu jualan terorisme tak habis-habis.
“Jualan terorisme tak habis2,” katanya.
Pada cuitannya singkat tak lupa dia menyertakan hastag Lawan Islamofobia.
” #LawanIslamofobia,” tulisnya.
Postingan Fadli Zon dalam lamantwitternya mendapatkan 2.085 Likes dan 488 Retwitt dari Netizen.
Sumber
-
Limapuluh Kota5 hari lalu
Bupati Limapuluh Kota Serahkan Bantuan Kepada Korban Kebakaran Di Simalanggang – siarminang.net
-
nofrijal1 hari lalu
Nofrijal Hidupkan Wisata Kuliner Lewat Gowes Wes Wes – siarminang.net
-
Payakumbuh6 hari lalu
Pakan Sinayan Perdana Gelar Musrenbang Di Tahun 2021 – siarminang.net
-
Ekonomi6 hari lalu
Rupiah Melemah ke Level Rp14.052/USD
-
Politik3 hari lalu
PWI Tanah Datar Gelar KLW – siarminang.net
-
Politik6 hari lalu
Warga Tanjuang Gadang dihebohkan Penemuan Mayat Laki Laki – siarminang.net
-
Ekonomi6 hari lalu
Pemerintah Perpanjang Penutupan Sementara Perjalanan WNA ke Indonesia
-
Payakumbuh6 hari lalu
Taruko Menuju Kampung Wisata – siarminang.net