Connect with us

News

Lauak karang nan menantang – ANTARA Sumbar

Lezatnya kuliner Minang di sepanjang jalur Padang-Bukittinggi

[ad_1]

Padang, (Antaranews Sumbar) – Setiap daerah memiliki makanan khas tersendiri. Keragaman makanan khas ini yang menjadi kekayaan nusantara dan menjadi salah satu modal utama pariwisata.

Makanan khas menjadikan wisatawan nusantara, bahkan mancanegara untuk datang kembali dan kembali untuk menikmati alam dan memuaskan lidah mereka.

Salah satunya adalah Lapau Nasi Mak Apuak di Pasie Jambak (Tabiang), Padang, Sumatera Barat. Tak hanya diminati penikmat kuliner perantau, penduduk lokal masih menjadikannya untuk referensi makan enak bersama.

Hidangan utamanya adalah racikan ikan karang yang sesuai dengan tempat lapaunya.

Lapau adalah tempat berjualan nasi dalam ukuran kecil di Sumatera Barat. Di Jawa disebut warung. Namun, lapau Mak Apuak tak pas lagi di sebut lapau karena sudah menjadi restoran dengan bangunan yang sederhana.

Di tempat ini, ikan atau lauk karang diolah dengan beragam cara, utamanya digulai kuning, hijau dan dibakar. Ikan yang disajikan juga beragam, seperti ikan balacung, gabua, kakap merah, putih dan hitam.

Kemampuan mengolah ikan dan memilih bumbu, di samping bahan baku ikan segar, menjadi penentu nikmat tidaknya masakan.

Harus diacungi jempol, Mak Apuak memiliki kelebihan dalam hal ini. Jika ada gurauan berbentuk pujian tersamar, “Nasi Padang, kuahnyo sajo nikmat” inilah dia.

Kuah ikan, baik gulai kuning maupun gulai hijau sama nikmatnya jika dilahap hanya dengan nasi putih. “Jadi, kalau mau paket hemat, makan nasi putih dan kuahnya saja. Gratis pula,” begitu gurauan yang selalu terulang jika menemukan masakan Padang nan lezat.

Kerupuk Jaring

Sialnya, Mak Apuak tak hanya menyajikan itu. Kedai nasi ini juga memberikan paket sepiring kecil lauk nan menantang, potongan terong balado, jengkol, seekor ikan goreng kecil sebesar ibu jari dan yang selalu ada, kerupuk jaring (karupuak jariang, jengkol). Menu ini yang sulit ditolak.

Jika hanya makan nasi putih dan sepiring terong, jengkol, ikan mini dan kerupuk jaring plus kuah ikan saja, dunia serasa milik berdua, apa lagi jika mencungkil daging dan menyusup tulang rawan di kepala ikan karang. “Lapeh salero” (lepaskan selera).

Mak Apuak (Ibu gemuk) juga memiliki menu potongan daging ikan plus udang, gulai cumi, udang bakar berbumbu, ayam goreng dan bakar dan menu khan Minang lainnya. Sebutir kelapa utuh (disarankan yang original, tanpa gula dan es) serta semilir angin laut menjadikan lapau nasi ini sempurna.

Tempatnya yang terpencil bukan halangan, karena harus masuk ke dalam dari Jalan Pasir Kandang, Padang, menyusuri jalan -‘kini sudah dibeton– baru bersua dengan Lapau Nasi Mak Apuak.

Ikan Sungai

Jika Mak Apuak mengandalkan ikan laut, Rumah Makan Ampera Puteri Sulung, di Sungai Ulak, Bangko, Jambi, di Jalan Lintas Tengah Sumatera, mengandalkan gulai ikan baung sungai dengan cita rasa lezat. Kuah ikannya aja, maknyuus, pinjam istilah presenter kuliner alm. Bondan Winarno.

Pemiliknya asal Muaralabuh, Solok Selatan, yang sudah merantau ke sejumlah daerah dan akhirnya berlabuh di Bangko bersama keluarganya. Andalannya lainnya, gulai kepala kakap dan ayam kampung goreng, panas-panas.

Di Lintas Barat Sumatera, Palembang, terdapat makanan khas yang sayang jika dilewatkan, yakni Martabak Har. Penganan ini sudah bisa dikatakan sebagai makanan yang identik dengan Kota Palembang.

Dirintis pada tahun 7 juli 1947 oleh dua bersaudara H Abdurrahman dan H Abdul Rozak, keturunan India yang mukim di Palembang. Kini Martabak Har tak hanya di Palembang, tetapi juga di sejumlah daerah, termasuk di Jakarta.

Martabak Har legendaris itu, konon dimulai di Jalan Sudirman, Ilir, dekat Masjid Agung Paalembang dan juga jelang Jembatan Ampera. Isi martabak, sederhana. Dua telur (ayam atau bebek) diceplok di atas kulit martabak yang sudah digepeng, lalu digoyang jadi lebar, dibungkus segi empat, kemudian ditaruh di atas minyak panas di atas wajan pipih.

Tak ada isi lain, seperti martabak lainnya, misalnya daun bawang (bawang prei), bawang merah putih, daging, bumbu dan cacahan daging. Hanya dua telur dibungkus kulit martabak lalu digoreng.

Bedanya, di sini, yakni di kuah kari yang dominan berisi kentang yang diaduk dalam santan dan bumbu, kental. Bagi manusia normal, satu porsi cukup. Yang nagih, dua baru nikmat.

Taklukkan Perut

Kuliner bisa menjadi menu utama dalam bisnis wisata, tetapi juga bisa pelengkap.

Hotel Jakarta Indah di Pulau Punjung, Dharmasraya, Sumatera Barat, menjadikannya sebagai pelengkap. Misalnya di kala puasa Ramadhan, hotel ini memberikan makan berbuka dan makan sahur sebagai pelengkap bagi tamu yang menginap.

Kala Lebaran, Uni Nursati, pemilik hotel membuat ketupat gulai paku dan gulai rebung. Dua jenis makan yang tak biasa di Jakarta. Tak biasa karena sudah sulit mendapatkan paku (pakis) di Jakarta dan jarang pula ketupat disandingkan dengan gulai rebung.

Di Jakarta Indah Hotel, keduanya dipersatukan di hari lebaran. Karena ini pula menjadikan tamu si uni selalu datang dan kembali menginap di kabupaten hasil pengembangan Kabupaten Sijunjung itu.

Nursati, agaknya paham, makanan lezat akan selalu “terngiang-ngiang” di lidah tamunya. Orang Minang mengatakan, takhlukkan perut maka kau akan mendapatkan semua.***3***



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer