Connect with us

News

Lezatnya kuliner Minang di sepanjang jalur Padang-Bukittinggi

Lezatnya kuliner Minang di sepanjang jalur Padang-Bukittinggi

[ad_1]

Padang, (Antaranews Sumbar) – Tak lengkap rasanya jika mudik ke Sumatera Barat tanpa menikmati sajian kuliner lezat yang tersedia di sepanjang jalur utama Padang menuju Bukittinggi.

Sebagai jalur padat saat mudik Lebaran, beragam pilihan makanan tersedia lengkap mulai dari sarapan, kudapan hingga makanan berat tak lupa minuman khas seperti teh telur.

Meski pengemudi harus menembus kemacetan untuk menempuh jalur yang berjarak 100 kilometer tersebut , namun kelelahan dapat terobati dengan menyantap beragam hidangan.

Perjalanan dimulai dari Padang pemudik dapat membeli buah yang menjadi ikon kota Padang yaitu bengkuang tepatnya kawasan Duku yang terletak di batas kota.

Belasan penjaja buah berwarna putih hadir di sepanjang jalan selepas Pasar Lubuk Buaya, para pedagang menyusun bengkuang dalam untaian dengan menarik.

Belilah agak serenjeng (untai) sebagai buah tangan dari Kota Padang untuk dihadiahkan kepada sanak famili di kampung.

Harganya pun tidak mahal mulai dari Rp20 ribu hingga Rp40 ribu dan rasanya manis.

Sekitar 20 menit meninggal batas kota Padang atau berjarak 20 kilometer terdapat persinggahan kuliner pertama yang bisa dinikmati yaitu beragam kue dan camilan tradisional yang ditawarkan para ibu-ibu di Pasar Lubuk Alung.

Para ibu tersebut menggunakan baki yang diselimuti plastik menawarkan pisang rebus, telur asin, gorengan khas Pariaman yaitu “sala lauak” dan penganan lainnya.

Begitu pengendara berhenti mereka akan setengah berlari menghampiri dan menawarkan dagangan.

“Balilah pak, buk, pisang abuih, talua asin,” (belilah pak ibu pisang rebus, telur asin), ucap mereka menawarkan dagangannya.

Di sini tersedia pisang kepok rebus yang masih panas dengan aroma harum dan rasanya yang manis sebagai pengganjal perut. Tak lupa telur asin sebagai penambah tenaga.

Namun sebelum Pasar Lubuk Alung bagi yang memang belum sempat makan maka bisa bersantap di rumah makan yang berada di tempat tersebut juga yang lokasinya sebelum perlintasan rel kereta api dengan menu spesifik ikan bakar.

Jangan khawatir soal tempat parkir karena rumah makan ini memiliki halaman yang luas serta daya tampung yang memadai.

Beragam menu khas Minang bisa dinikmati di sini dan salah satu yang spesifik adalah jus pinang.

Selepas dari Pasar Lubuk Alung menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer pengendara akan tiba di Kiambang.

Di kawasan ini juga hadir beberapa rumah makan dengan menu khas ikan bakar yang langsung ditangkap dari kolam.

Daerah ini memang dikenal sebagai tempat budidaya ikan air tawar dan selepas puncak kiambang pada sisi kiri akan terlihat puluhan kolam ikan.

Terus menuju ke Kayu Tanam yang hanya berjarak 11 kilometer dari Puncak Kiambang pengendara akan tiba di Pasar Kayu Tanam.

Beragam camilan tradisional juga bisa dijumpai di sini sebagaimana di Pasar Lubuk Alung.

Namun yang istimewa di Kayu Tanam adalah si raja buah durian yang dikenal lezat dan harum. Jika sedang musim akan terpajang di sisi kiri dan kanan jalan.

Durian Kayu Tanam dikenal besar dan harum, rasanya pun lezat apalagi jika pembeli pintar memilih buah yang berkualitas.

Hanya delapan kilometer dari Pasar Kayu Tanam pemudik akan memasuki kawasan Cagar Alam Lembah Anai yang sejuk dan kaya udara segar.

Pepohonan rindang di perbukitan dan hutan yang masih asri merupakan daya tarik kawasan ini plus keberadaan air terjun Lembah Anai yang berada di sisi kiri jalan Padang-Bukittinggi.

Sebelum memasuki Lembah Anai terdapat pangkalan penjual perkedel jagung atau paragede hangat yang gurih dan terasa jagungnya.

“Paragede jaguang angek, paragede jaguang angek,” (perkedel jagung hangat), teriak penjaja kepada penumpang mobil yang berhenti di pangkalan

Makanan tersebut dikemas sedemikian rupa oleh para pedagangnya perkedel jagung masih hangat akan mengundang selera dan ditambah hawa dingin di kawasan itu menjadi kian nikmat merasakan paduan jagung muda manis bercampur gurih.

Jika beberapa tahun silam penjaja perkedel berjualan dengan mengasong dari satu bus ke bus lain yang melintas di sepanjang jalur Lembah Anai hingga ke Koto Baru, kini mereka sudah punya pangkalan khusus sehingga tak susah mencarinya.

Selepas Lembah Anai dengan medan yang penuh tanjakan dan turunan setelah menempuh jarak sekitar tujuh kilometer akan tiba di kawasan Silaing yang terkenal dengan sate.

Dua lokasi sate ternama di kawasan ini adalah Sate Mak Syukur dan Sate Saiyo dengan kuah khas berwarna kuning kecoklatan.

Sate Mak Syukur merupakan kuliner legendaris di jalur Padang – Bukitinggi karena menjadi incaran pengemudi untuk bersantap sembari melepas penat.

Tak heran hingga rombongan pejabat negara mulai dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga Presiden Jokowi pernah menikmati kelezatan sate yang diracik dari daging sapi asal Padang Panjang yang dikenal enak dan berkualitas.

Sepiring sate panas beralaskan daun pisang dengan puluhan tusuk sate tersaji di atasnya, namun belum disiram kuah. Kuahnya disajikan di piring lain, bersama ketupat untuk masing-masing orang.

Setiap orang bisa mengambil sate sepuasnya, ada yang berupa potongan daging ada pula yang pakai lemak. Tidak dipungkiri rasanya memang nikmat ditambah potongan daging sapi besar-besar dan rasa asap sisa pembakaran.

Dengan kuah sate tak terlalu pedas, dan melimpah di tiap piring tak heran jika tempat ini selalu ramai apalagi saat Lebaran karena menjadi incaran perantau.

Bagi yang ingin melanjutkan perjalan ke Bukittinggi dari Silaing ke arah Koto Baru juga terdapat rumah makan yang juga cukup populer yaitu RM Aia Badarun yang berlokasi di Koto Tuo Panyalaian.

Menu khas di tempat ini adalah samba lado cangkuak, asam padeh tarang-tarang. Di sini pengunjung bisa memilih duduk di kursi atau ingin lesehan.

Deretan aneka lauk dihidangkan dalam piring-piring kecil akan membuat pengunjung bingung mana yang akan disantap saking banyaknya pilihan.

Aneka santapan ikan, mulai dari teri, ikan mas, patin, tak hanya itu belut goreng cabai hijau beragam sayuran, urap, gado-gado juga nikmat.

Jangan lupa makan di sini ditutup dengan sepiring bubur kampiun atau kolak candil yang juga lezat.

Selepas RM Aia Badarun masih ada satu camilan khas di Koto Baru yaitu bika si Mariana yang pas disantap selagi panas.

Sejuknya udara di kaki Gunung Marapi yang ada di kawasan itu menjadi saat tepat menyantap bika manis dan hangat.

Terbuat dari adonan sederhana yang terdiri atas tepung beras, kelapa parut dan gula bika dimasak dengan tungku menggunakan kayu bakar.

Menikmati bika nan harum ditemani segelas kopi atau teh hangat sembaru menyaksikan proses pembuatan bika membuat suasana dingin di kaki Gunung Marapi menjadi hangat.

Kenikmatan itu kian sempurna dengan menyaksikan keindahan alam di kaki gunung Marapi yang ada di depannya.

Dari Koto Baru dengan menempuh 20 menit perjalanan atau 12 kilometer pemudik sudah tiba di Kota Bukittinggi yang juga kaya akan beragam kuliner.

Jika masih sanggup mari bergerilya menyantap nasi kapau di Los Lambuang, itiak lado mudo (itik cabai hijau) di Ngarai Sianok. ampiang dadiah, pisang kapik dan lainnya.

Berwisata dari Padang ke Bukittinggi tak perlu khwatir berangkat dengan kondisi lapar karena sepanjang jalan tersaji penganan dengan dua citarasa yaitu yang enak dan enak sekali.



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer